AHMAD BIN HAMBAL ASY-SYAIBANI (164-241 H)
Imam Abu Abdullah, Ahmad bin Hambal bin Hilal bin Asad al-Zuhaili asy-Syaibani, dilahirkan dan dibesarkan di Baghdad. Wafat di sana pada bulan Rabi’ul Awwal, (semoga Allah merahmatinya). Dia telah mengembara untuk menuntut ilmu di berbagai kota seperti Kufah, Bashrah, Mekkah, Madinah, Yaman, Syam dan Jazirah. Imam Ahmad belajar ilmu fiqih kepada Imam asy-Syafi’i semasa beliau di Baghdad. Akhirnya Imam Ahmad menjadi seorang mujtahid mustaqil. Jumlah gurunya melebihi 100 orang.
Dia berusaha mengumpulkan as-Sunnah dan menghafalnya, hingga dia dikenal Imam al-Muhadditsun pada zamannya. Ini juga berkat kemurahan gurunya, Husyaim bin Basyir bin Abu Khazim al-Bukhari al-Ashl (104-183 H). Beliau adalah tokoh sunnah, hadist dan fiqih. Ibrahim al-Harbi berkata, “Aku memandang Ahmad, seolah-olah Allah SWT telah menghimpun ilmu ulama yang terdahulu dan yang kemudian kepadanya.” Ketika meninggalkan Baghdad menuju Mesir, Imam asy-Syafi’i berkata,” Aku keluar dari baghdad dan aku tidak meninggalkan orang yang lebih takwa dan paling alim di bidang fiqih selain Ibnu Hambal.” Imam Ahmad telah menerima banyak cobaan dan ujian. Beliau telah disiksa dan dipukul karena difitnah mengenai pendapat bahwa Al-Qur’an adalah makhluk pada zaman al-Ma’mun, Al-Mu’tashim dan al-Watsiq.
Dia bersabar seperti sabarnya para nabi. Ibnul Madini berkata, “Sesungguhnya Allah memuliakan Islam dengan dua oang lelaki; yaitu Abu Bakar ketika orang Arab mulai murtad dan Ibnu Hambal ketika muncul fitnah.” Bisyr alHafi juga bekata, “Sesungguhnya Ahmad berdiri di tempat berdirinya para nabi.” Dasar madzhabnya dalam ijtihad adalah hampir sama dengan prinsip madzhab Syafi’i. Ini karena beliau dididik oleh Imam as-Syafi’i.
Beliau menerima Al-Qur’an, As-Sunnah, fatwa sahabat, ijima, qiyas, isitihab, mashalih mursalah dan dzarai’. 10 Imam Ahmad tidak mengarang kitab fiqih, sehingga sahabatnya mengumpulkan pendapat madzhabnya berdasarkan perkataan, perbuatan, jawaban-jawaban Imam Ahmad, dan sebagainya. Dia telah menghasilkan al-Musnad dalam hadits, yang mengandung lebih dari 40.000 hadits. Dia mempunyai kekuatan hafalan yang sangat kuat. Dia mengamalkan hadits mursal (hadist yang dalam sanadnya, rawi shahbinya tidak ada), dan hadist dhaif yang boleh meningkat ke derajat hadist hasan, tetapi tidak beramal dengan hadist batil dan mungkar. Dia mengutamakan hadist mursal dan dhaif daripada qiyas.
Demikianlah informasi singkat mengenai kehidupan para imam Madzhab. E-book ini hanya sebatas ‘kulit’ saja. Kehidupan yang lebih detil mengenai karakter pribadi para imam, bagaimana mereka menuntut ilmu, siapa saja guru dan murid mereka, hingga apa saja karya-karyanya dapat dibaca pada buku yang berjudul “Biografi 4 Se-rangkai Imam Madzhab” karya KH. Moenawar Chalil dari penerbit Gema Insani.
0 Komentar